Apakah Benar Vitamin D Bermanfaat Menyembuhkan Covid-19?

Vitamin D

Pernah dengar kalau Vitamin D sangat bermanfaat untuk mengatasi pasien Covid-19? Bahkan ada yang bilang kekuatan Vitamin D hampir setara dengan vaksin Covid-19 yang sedang digalakkan ini?

Sebenarnya selain masker, dan handsanitizer yang menjadi tameng pengaman dari virus ini, kita juga bisa menjaga tubuh dengan makan makanan bergizi setiap hari. Namun jika memang Tuhan berkehendak kita harus terjangkit penyakit ini, maka segeralah menemui dokter untuk ditindaklanjuti.

Menurut dokter spesialis paru yang berasal dari Divisi Infeksi Departemen Pulmonologi dari Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc., SpP(K). menyarankan beberapa jenis vitamin untuk pasien covid-19 dengan gejala ringan seperti: vitamin C, vitamin D, dan antivirus yang diberikan dokter karena tidak bisa ditentukan sendiri. Selain itu pasien diharapkan untuk konsumsi makanan seimbang, dan olahraga yang cukup.

Jika menilik dari Kompas.com tanggal 3/7/2021 yang menuliskan saran dari dr. Kiki Maharani, SpPD. Tentang antisipasi atau pencegahan terhadap sebuah penyakit hanya dengan konsumsi vitamin C, vitamin D, dan vitamin E untuk antioksidan. Jadi ternyata untuk orang sehat dan orang yang terjangkit itu sama-sama membutuhkan vitamin-vitamin tersebut untuk menjaga diri dari jangkitan virus covid-19.

Dosis yang dibutuhkan bagi orang sehat yaitu cukup vitamin C dosis 500mg, sedangkan dosis untuk pasien covid-19 membutuhkan 1.000mg vitamin C atau 1.000 UI vitamin D. Ternyata kebanyakan orang tidak begitu memperhatikan asupan vitamin D untuk tubuh, padahal menurut pakar alumnus FK Universitas Airlangga mengatakan bahwa kegunaan vitamin D hampir sama dengan vaksin Covid-19.

Begitu juga menurut Alumnus Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi FK Unair dr. Henry Suhendra, SpOT yang menerangkan bahwa ada penelitian di Boston pada 2020 yang dapat membuktikan bahwa vitamin D mampu mengurangi kemungkinan infeksi Virus Covid-19 sampai 54% jika kondisi tubuhnya mendukung. Sedangkan dari vaksin mampu mengurangi kemungkinan terjangkit virus Covid-19 sampai 60-65% sesuai kondisi tubuh, jadi tidak beda jauh ya?

Untuk memeriksa kadar vitamin D maka perlu dilaksanakan tes darah yang dikenal sebagai 25-hydroxyvitamin D, dengan mengukur nanogram per mililiter. Untuk kadar vitamin D normal dalam tubuh ialah sekitar 30 samapai 60 nanogram per mililiter. Henry merujuk data World Health Organization(WHO)  yang menyatakan rendahnya kadar vitamin D yang dimiliki oleh penduduk negara Indonesia, rata-rata kadar citamin D dari penduduk negara Indoensia ialah 17,2 yang berarti sangat rendah jika dibanding negara-negara lainnya.

Umumnya vitamin D mampu menaikkan tingkat imunitas tubuh pada tiga sektor, sebagai berikut:

  1. Menaikkan tingkat local barrier dalam kulit yang mampu merapatkan celah pada kulit untuk mempersempit kemungkinan virus memasuki celah tersebut.
  2. Innate immunity
  3. Imunitas yang berhubungan langsung dengan pembentukan antibody oleh T dan B limfosit
  4. Melawan penyakit yang dikenal berat seperti kanker, jantung, dan autoimun

Semua itu bisa terjadi jika kadar vitamin D tercukupi 100% dari kebutuhan tubuh manusia setiap harinya. Maka dari itu kadar vitamin D dalam tubuh benar-benar harus dijaga, karena ini sama saja dengan kita menjaga diri dari jangkitan virus.

Terjangkit virus saat imunitas menurun, seperti ketika kelelahan bekerja dan sering bertemu dengan banyak orang. Ketika tubuh melemah karena kelelahan, kemudian kita bertemu dengan teman atau orang yang tidak dikenal yang secara tidak sadar membawa virus covid-19.

Related posts